Sunday, February 24, 2008

IT tugas

  1. Perdagangan Internasional Pada Era Klasik

Menurut Adam Smith, kekayaan suatu negara
akan bertambah searah dengan peningkatan ketrampilan dan efisiensi para
tenaga kerja, dan sejalan dengan persentase penduduk yang terlibat dalam
proses produksi. Kesejahteraan ekonomi setiap individu tergantung pada
perbandingan antara produksi total dengan jumlah penduduk. Smith juga
menganjurkan adanya spesialisasi kerja dan penggunaan mesin-mesin sebagai
sarana utama untuk peningkatan produksi.

Adam Smith mengajukan teori perdagangan internasional yang dikenal
dengan teori keunggulan absolut. Ia berpendapat bahwa jika suatu negara
menghendaki adanya persaingan, perdagangan bebas dan spesialisasi di dalam
negeri, maka hal yang sama juga dikehendaki dalam hubungan antar bangsa.
Karena hal itu ia mengusulkan bahwa sebaiknya semua negara lebih baik
berspesialisasi dalam komoditi-komoditi di mana ia mempunyai keunggulan yang
absolut dan mengimpor saja komoditi-komoditi lainnya.

  • Tata susunan ekonomi masyarakat: kegiatan perseorangan ataupun kegiatan satuan-satuan usaha harus diberi kebebasan untuk mengurus kepentingannya sendiri dan memperbaiki kedudukannya di bidang ekonomi. Hal itu jauh lebih bermanfaat, karena produksi dan konsumsi suatu pembagian kekayaan pada asasnya sudah ditentukan menurut hukum-hukum ekonomi yang berlangsung dalam kehidupan masyarakat.

  • Nilai harga barang, tingkat upah, tingkat sewa tanah, tingkat laba, satu sama lain ditentukan oleh peran kekuatan-kekuatan pasar dalam persaiangan. Peran pemerintah hendaknya dibatasi pada prasarana pekerjaan umum, hukum, pertahanan, pendidikan, dan jasa-jasa publik lainnya.

Neo-Klasik

Anggapan umum mazhab klasik dan neo-klasik menyatakan bahwa di pasar terdapat satuan-satuan usaha (perusahaan kecil / menengah) dalam jumlah yang banyak. Mereka semua tidak ada yang mengambil posisi yang demikian kuat, sehingga tidak ada yang memonopoli mempengaruhi pasar, atau dengan kata lain berlakunya ekuilibrium umum. Sementara di pihak lain, ada perkecualian ketika terdapat sebuah perusahaan besar yang menguasai seluruh pasok dari jenis barang tertentu (monopoli), dan ini adalah perkecualian dari persaingan sempurna dalam ekuilibrium umum. Kedua teori di atas kerapkali tidak berbeda dengan kenyataan di pasar, yakni seringterjadi kenyataan yang bersifat “campuran.” Seringkali terdapat perusahaan besar, namun perusahaan besar tersebut juga harus melakukan persaingan dengan perusahaan besar lainnya: monopoli atau monopsoni, oligopoli atau oligopsoni.

  • Monopoli: satu penjual dengan pembeli banyak

  • Monopsoni: banyak penjual dengan pembeli tunggal

  • Oligopoli: segelintir penjual dengan pembeli yang banyak

  • Oligopsoni: penjual banyak dengan pembeli yang segelintirMonopoli dan persaingan bebas biasanya berlaku beriringan dalam sebuah pasar.

Teori Perdagangan Modern

Setelah Perang Dunia II, secara garis besar di dunia terbagi dua jenis
negara yang sangat berbeda dari segi karakteristik perekonomian. Yang
pertama adalah negara maju. Negara-negara maju pada umumnya adalah bekas
negara-negara penjajah pada zaman imperialisme dan kolonialisme dulu. Yang
kedua adalah negara sedang berkembang atau sering disebut sebagai negara
yang terbelakang dari segi kemampuan perekonomiannya. Negara-negara ini pada
umumya adalah bekas negara-negara jajahan di masa lampau, walaupun sebagian
dari mereka sekarang sudah dapat menjadi negara-negara maju namun jumlahnya
masih sangat sedikit. Ciri-ciri dari negara sedang berkembang adalah:
1. Kemiskinan secara umum
2. Konsentrasi pada pertanian
3. Ekonomi dualistik
4. Sumber daya alam kurang terolah
5. Memiliki ciri demografis yakni dominasi penduduk usia muda
6. Banyak pengangguran termasuk pengangguran terselubung
7. Keterbelakangan ekonomi
8. Ketiadaan inisiatif dalam usaha atau etos kerja yang sangat rendah dari
penduduknya
9. Keberadaan modal sangat langka, inilah sebabnya mengapa negara berkembang
sangat mengandalkan investasi asing
10. Ketertinggalan dalam teknologi
11. Orientasi perdagangan luar negeri
Karena kondisi-kondisi di ataslah menjadi alasan mengapa adalah sangat
sulit bagi negara-negara yang sedang berkembang untuk mengembangkan
perekonomiannya, juga seringkali dalam perdagangan internasionalnya
negara-negara sedang berkembang tidak dapat memperoleh keuntungan yang
benar-benar maksimal jika dibandingkan dengan negara-negara industri atau
negara-negara maju

2. Market segmentation is the process in marketing of dividing a market into distinct subsets (segments) that behave in the same way or have similar needs. Because each segment is fairly homogeneous in their needs and attitudes, they are likely to respond similarly to a given marketing strategy. That is, they are likely to have similar feelings and ideas about a marketing mix comprised of a given product or service, sold at a given price, distributed in a certain way and promoted in a certain way.

Broadly, markets can be divided according to a number of general criteria, such as by industry or public versus private sector. Small segments are often termed niche markets or specialty markets. However, all segments fall into either consumer or industrial markets. Although industrial market segmentation is quite different from consumer market segmentation, both have similar objectives.

The process of segmentation is distinct from targeting (choosing which segments to address) and positioning (designing an appropriate marketing mix for each segment). The overall intent is to identify groups of similar customers and potential customers; to prioritize the groups to address; to understand their behaviour; and to respond with appropriate marketing strategies that satisfy the different preferences of each chosen segment. Revenues are thus improved.

Market atau pasar market dibedakan menjadi 3 diantaranya Market Share, Market Space, dan Market Place. yang merupakan tempat dimana terjadinya transaksi jual beli serta terjadi pertukaran antara uang dengan produk atau jasa, tempat bertemunya penjual dan pembeli market juga berarti media yang menghubungkan antara produsen dan konsumen dalam proses pemenuhan kebutuhan

Dalam bisnis, produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan. Dalam marketing, produk adalah apapun yang bisa ditawarkan ke sebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah keinginan atau kebutuhan.[1] Dalam tingkat pengecer, produk sering disebut sebagai merchandise. Dalam manufaktur, produk dibeli dalam bentuk barang mentah dan dijual sebagai barang jadi. Produk yang berupa barang mentah seperti metal atau hasil pertanian sering pula disebut sebagai komoditas.



3. Market segmentation - segment attractiveness

After segmenting the market, businesses must select those segments that it aims to target.
Five main factors influence the attractiveness of a segment:

Segment size - It must be big enough to be worth targeting. Many larger businesses ignore small segments on the basis that, even if they were to dominate the market, it would have an insignificant effect on their overall sales and profits. This creates opportunities for smaller, more flexible businesses to exploit the segment. Don’t forget – it is not always easy to measure the size (and growth) of a segment. Often a business has to make a judgment based on estimates.]

Segment growth - Segments with good long-term growth prospects are, by definition, the most attractive. However, businesses should be aware that segment growth may vary – particularly if the segment is based on the “life-cycle” of one or a limited number of products. Also, faster growth segments are likely to attract more competition.

Segment profitability - The segment should be capable of delivering profits of the right value, assuming it can be marketed to effectively. Otherwise, why bother? The required “return on investment” will be a key factor in determining whether a business invests in the segment. It is important to work out which businesses are earning profits in the segment. It might be that there is a dominant market leader – who also dominates the segment profit - leaving little for existing operators or potential new market entrants.

4. landasan pemasaran secara umum yang dapat diterapkan pada

pemasaran sosial? Hermawan mengistilahkan dasar-dasar marketing sebagai “3i

Marketing Triangle”, yaitu positioning (cara sasaran/publik yang hendak diubah

perilakunya mendefinisikan perusahaan/organisasi dengan kompetitor), differentiation

(perbedaan ) dan brand (keunikan, ketajaman, dan fokus sebuah produk

dibandingkan dengan produk lainnya, bisa berupa logo dan bentuk unik).

Dalam konteks marketing kita perlu menetapkan positioning dari produk kita termasuk kita harus mengetahui segmen pasar dari produk yang dijual. Differentiation (perbedaan) memiliki arti bahwa produk yang kita jual diharapkan berbeda dari produk lain yang ada dipasar disamping memiliki keunggulan dalam manfaat dan kegunaan produk atau jasa yang kita tawarkan brand juga berpengaruh terhadap persepsi konsumen, karena dengan brand kita bisa menggambarkan image produk. Produk yang sukses dipasaran yaitu produk yang memiliki sesuatu yang unik dan ciri khas tersendiri sehingga mudah diingat atau dikenali oleh konsumen. ke unikan bisa didapat dari bentuk produk, logo produk, dan kemasan yang melindungi produk.

Sunday, February 17, 2008

SUKSES DENGAN E-MARKETING

Dalam bisnis online, promosi merupakan salah satu tulang punggung kehidupan dari suatu e-commerce. Tanpa promosi yang efektif, e-commerce bisa dipastikan mati ! Tentunya Anda tidak ingin hal tersebut terjadi bukan ? :)

Salah satu cara promosi yang sangat efektif dan dengan biaya yang sangat murah adalah email marketing. Email marketing adalah promosi dengan menggunakan email sebagai sarana utamanya.

Walaupun demikian dengan melakukan email marketing banyak juga orang yang bukannya menjadi efektif dalam melakukan promosi, malah membunuh bisnisnya sendiri.

Hal ini terjadi karena mereka melakukan spam (mengirim informasi kepada orang yang tak dikenal dan yang tidak mengingininya).

Jadi, bagaimana melakukan email marketing dengan benar ?

Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk email marketing, antara lain adalah opt-in email. Opt-in email adalah sebutan untuk daftar email yang dengan sukrela mau untuk dikirimi informasi yang berkaitan dengan bisnis kita.

Daftar email yang di dapat adalah berasal dari pengunjung website kita. Dan di sinilah letak seni untuk menjaring opt-in email.

Cara termudah untuk menjaring opt-in email adalah dengan menawarkan barang gratis (contohnya e-book, software, artikel dll) pada website Anda.

Tentunya barang gratis yang Anda tawarkan berhubungan dengan bisnis Anda. Dan untuk mendapatkan barang gratis tersebut pengunjung harus mengisikan email pada form yang disediakan.

Untuk mengindari email yang tidak valid, beritahukan bahwa informasi barang gratis yang disediakan oleh website Anda akan dikirim melalui email. Dengan demikian pengunjung akan mengisi email yang valid. Pengunjung yang mau mengisi form kita merupakan prospek yang sangt berharga.

Namun demikian, ada satu hal yang perlu diingat bahwa kita harus tetap menghargai privasi prospek kita. Untuk itu sediakanlah prosedur untuk berhenti dari penawaran kita. Dengan demikian prospek akan merasa dihargai dan tidak terpakasa untuk menerima penawaran-penawaran dari kita.

Anda bisa menjaring opt-in email dengan menggunakan software autorespoder yang banyak beredar di pasaran, bahkan di antaranya ada yang gratis.
Lalu, mengapa opt-in email sangat efektif ?

Ingatlah bahwa pengunjung yang dengan sukarela memberikan emailnya untuk mendapatkan informasi tentang bisnis Anda adalah prospek yang sangat berharga.

Angap saja, setiap hari ada 10 orang yang mendaftarkan email pada website Anda, (ingat! tidak ada satu orangpun yang menolak pemberian secara gratis), maka selama sebulan ada 300 prospek.

Dengan perkiraan 20% saja yang melakukan transaksi kepada Anda maka total keuntungan Anda per bulan adalah 60 x laba bersih.

Akhir kata penulis mengucapkan selamat ber–email marketing

CRM

Customer Relationship Management - Overview

Customer Relationship Management (CRM), also known as relationship marketing or customer management, is an information technology industry term for the methodologies, strategies, software, and other web-based capabilities used to help an enterprise organize and manage customer relationships. The goal of CRM is to aid organizations in better understanding each customer's value to the company, while improving the efficiency and effectiveness of communication. CRM captures, analyzes, and distributes all relevant data from customer and prospect interactions to everyone in the organization. This distribution of information helps an organization better meet customer, product, and service needs.

CRM has replaced traditional marketing techniques that focused on key marketing mix elements, such as product, price, promotion and place. By being too functionally-based, traditional marketing techniques neglected the customer in the after-sales process and failed to meet customers' desires. CRM emphasizes customer retention over customer acquisition and is recognized as one of the most viable tools used to further a company's success in the highly competitive business world.

There are three major areas that focus on customer satisfaction: sales, marketing, and service. The functionality of and between these three fields is essential to successfully connecting a company's front and back offices to facilitate effective, enterprise-wide coordination. The professional sales force predicts and proposes the real-time analysis of information and distributes this information to the company and business partners. Marketing concentrates on personalizing customer preferences and offering them satisfying experiences. Service is associated with the companies' call centers and coordinates interaction between Web, e-mail, and other communication medias. These fields are developed further with the help of CRM automation.
INTEGRATED CRM & MARKETING COMMUNICATION
Definisi dari CRM (Customer Relationship Management) adalah proses dari beberapa tahapan yang terdiri dari Indentifikasi, akuisisi, retensi dan pengembangan customer yang memberikan kontribusi yang besar kepada perusahaan dengan cara memfokuskan strateginya yaitu dengan cara menjaga hubungan dengan customer secara efektif dan efisien sehingga hubungan tersebut menjadi hubungan seumur hidup (“lifetime”) yang menguntungkan.
H:\Customer Relationship Management INDONESIA« Agnes Kurniawan Officially Weblog INDONESIA.htm
CRM sendiri bukanlah sebuah konsep, melainkan sebuah perubahan paradigma untuk perusahaan-perusahan – dimana CRM itu adalah pola hidup yang bertujuan untuk mengajak customernya menjadi partner dalam perusahaan tersebut dan berkembang untuk mendapatkan keuntungan bersama.
CRM adalah suatu jenis manajemen yang secara khusus membahas teori mengenai penanganan hubungan antara perusahaan dengan pelanggannya dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan di mata para pelanggannya. Atau, CRM adalah suatu filosofi manajemen yang menggambarkan suatu strategi yang fokus terhadap pelanggan.
Mengapa fokus pada pelanggan?
Karena pelanggan adalah urat nadi operasi perusahaan. Kecakapan memahami dan memenuhi harapan-harapan pelanggan harus menjadi filsafat bisnis setiap perusahaan dan manajemen
Cara Mengimplementasikan CRM Dalam Organisasi
Pertama-tama kita nilai terlebih dahulu pelanggan yang kita miliki, lalu cari tahu apa yang memotivasi pelanggan dalam membeli dan tentukan segmen pelanggan yang kita miliki. Berbagai model matematis telah disusun untuk memprediksi perilaku pelanggan, yaitu:
1. Pelanggan pasif, mudah dipengaruhi oleh promosi penjualan seperti diskon atau penawaran hadiah tertentu. Pelanggan semacam ini biasanya tidak loyal terhadap suatu merek tertentu.
2. Pelanggan emosional, bergantung pada suasana hati (mood) atau emosi dalam membeli.
3. Pelanggan ekonomis, sering terlalu lama dalam menganalisa semua informasi tentang suatu produk, sebelum berpisah dengan uang mereka.
4. Pelanggan kognitif, tidak mau beresiko, akan membuat keputusan yang sulit dan cepat berdasarkan alasan-alasan waktu yang telah digunakan, ekonomi, kebutuhan fisiologis dan psikologis.
Langkah kedua yang dapat kita lakukan dalam implementasi CRM adalah dengan mencoba memanfaatkan IT (misal: E-mail dan ATM) sebagai saluran interface dengan pelanggan. Melalui saluran interface semacam ini, maka organisasi dapat meningkatkan dan memperkuat kesetiaan pelanggan secara signifikan. Dengan memastikan kepuasan dan rasa senang pelanggan, perusahaan-perusahaan akan dapat membawa proses, mitra dan saluran bisnis secara bersama-sama untuk mendapatkan pelanggan baru dan memperkuat ikatan dengan pelanggan lama.
Selanjutnya kita dapat pula mendirikan pusat informasi hubungan pelanggan. Masukan yang didapat dari pusat informasi sangat berharga dalam memperbaiki produk dan jasa di masa mendatang yang berorientasi pada pelanggan, dalam mengidentifikasi permasalahan mengenai penawaran yang ada dan dalam menyesuaikan hubungan perusahaan dengan pelanggan yang efisien dan erat dengan user guna memberikan kepuasan bagi pelanggan. Contoh nyata pusat informasi adalah toll free yang disediakan oleh KAO, di mana pelanggan dapat menghubungi customer service via telepon untuk memberikan kritik dan masukan terhadap produk KAO.
Selanjutnya, kembangkan pula budaya dan sikap dalam perusahaan di segala tingkatan, karna pelayanan pelanggan bukan hanya berhubungan dengan front office saja, tapi mencakup seluruh tingkatan dalam organisasi, sehingga harus dibina. Organisasi harus bisa mendorong komitmen setiap karyawan untuk memperlakukan semua orang (baik pelanggan dari luar maupun kolega dalam kantor) dengan tiga prinsip emas: keterlibatan, rasa hormat dan kasih sayang.
Tak lupa, kita juga perlu untuk membangun staf CRM. Staf CRM dapat dibangun melalui pelatihan, karna pada dasarnya pelatihan akan membuat perubahan pola pikir dan perubahan sikap dan mendorong hubungan pelanggan yang lebih baik. 
Referensi: Mastering CRM in Seven Days (Patricia & William Moore)
Mungkin sudah sering dengar CRM (Customer Relationship Management) atau Pengelolaan Hubungan dengan Pelanggan. Sebenarnya apa sih konsep ini? Merujuk kepada beberapa text book, kegiatan CRM meliputi Acquire (mendapatkan), Enhance (Tingkatkan) dan Retain (Pertahankan) pelanggan. Artinya bagaimana kita bisa selalu mendapatkan pelanggan baru, meningkatkan hubungannya sehingga mereka puas dengan layanan kita, yang ujung-ujungnya mereka bisa menjadi pelanggan yang loyal yang selalu bias kita pertahankan.

CRM secara umum digunakan untuk membantu kegiatan di Sales, Marketing dan Customer Service. Lebih tepatnya, CRM dipakai sebagai sarana penghubung dari suatu perusahaan ke pelanggannya. Dengan melalui channel (kanal) yang dikelola dengan baik, kita bisa mendengarkan apa yang diinginkan pelanggan, apa yang mereka keluhkan, bagaimana competitor bertindak terhadap produk/jasa kita, dan berbagai kegiatan sejenis.

Bagaimana pengembangan dan implementasi CRM dengan menggunakan Sistem/Teknologi Informasi? Sebenarnya, dengan menggunakan aplikasi spreadsheet seperti MS Excell, OpenOffice Calc dll pun bisa dibuat CRM sederhana. Data pelanggan secara rajin dan teliti dicatat, sehingga setiap mereka menggunakan jasa/produk kita, kita bisa melayani sesuai riwayat data transaksi. Tidak perlu mereka ditanyai satu persatu secara detail, bahkan cukup dengan mneyebutkan Customer ID kita bisa tahu semua informasi detail mereka. Untuk Usaha Kecil Menengah (UKM), misal bengkel mobil, akan sangat nyaman begitu ada mobil masuk ke bengkel, bagian Sales/Customer Service langsung memasukkan nomer mobil sehingga bisa diketahui siapa pemiliknya, kapan terakhir servis, jenis oli yang dipakai, montir langganan dll. Sehingga begitu pelanggan duduk, CS sudah siap dengan menjawab segala pertanyaan.

Untuk perusahaan besar, pasti dibutuhkan aplikasi pengelolaan database (DBMS = DataBase Management System), bisa dengan MS SQL, Oracle, MySQL, IBM DB2 dll. Semua kegiatan yang dilakukan dengan customer akan disimpan secara lengkap, sehingga kalau dibutuhkan akan mudah diakses. Diatas itu akan bisa dibangun aplikasi yang sesuai business logic dari CRM tiap perusahaan. Kebutuhan di perbankan akan berbeda di industri telekomunikasi, begitu juga di retail, hospitality dll. Beberapa vendor besar sudah menyediakan solusi CRM, seperti PeopleSoft, Siebel dll, walaupun akhir2 ini ada trend dimana perusahaan tidak harus implementasi CRM tapi bisa menyewanya. Sering disebut CRM On-Demand,misal solusi yg ditawarkan Salesforce.com (http://salesforce.com). Sehingga perusahaan bisa lebih fokus ke bagaimana cara pemanfaatannya bukan ke pengembangan dan implementasinya.